Sistem Saluran (Gating
System)
Sistem
saluran adalah jalan masuk bagi cairan logam yang dituangkan ke dalam rongga
cetakan. Tiap bagian diberi nama, dari mulai cawan tuang dimana logam cair
dituangkan dari ladel, sampai saluran masuk ke dalam rongga cetakan. Nama-nama
itu adalah cawan tuang (cup), saluran
turun (sprue), pengalir (runner), dan saluran masuk (in gate), seperti dijelaskan dalam
gambar 4.1.
Gambar
4.1 Istilah dalam Sistem Saluran
Fungsi
sistem saluran tuang :
1.
Logam
cair dapat mengisi rongga cetakan secepat mungkin, serta menghindari pembekuan
awal.
2.
Mengurangi
atau mencegah agitasi dan pembentukan dross
dalam rongga cetakan
3.
Mencegah
masuknya terak, buih, dross, dan erosi pasir yang terbentuk ke dalam rongga
cetakan.
4.
Mencegah
terjadinya aspirasi udara atau gas dari cetakan ke aliran logam cair yang
masuk.
5.
Menghindari
erosi dari pasir cetak dan pasir inti.
6.
Mengarahkan
derajat termal selama berlangsungnya pendinginan, sehingga kerusakan tuangan
terutama pada daerah antara saluran tuang dan tuangan.
7.
Agar
diperoleh yield yang maksimum dan
biaya pemotongan yang minimum.
8.
Memudahkan penuangan logam bila digunakan ladel dengan
peralatan crane.
Fungsi
saluran penambah (Riser)
1.
Sebagai
reservoir logam cair, sehingga pada waktu logam cair dingin menjadi padatan
penyusutan dapat ditangguhkan
2.
Merupakan
bagian terakhir dari tuangan yang membeku dan mengarahkan system pembekuan.
3.
Menyalurkan
gas atau udara dari rongga cetakan sehingga cacat tuangan dapat terhindari.
4.
Sebagai
system yang memberitahu bahwa penuangan dan pemasukan logam cair sesuai yang
dikehendaki.
Untuk
menentukan bentuk dan dimensi sistem saluran tuang dan sistem penambah suatu
tuangan, harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1.
Jumlah
logam balik (return scrap), akan menentukan nilai ekonomis tuangan.
2.
Jenis
logam yang hendak dituang.
3.
Bentuk
tuangan dan dimensi tuangan.
4.
Dimensi
dan konstruksi cetakan.
5.
Jenis
cetakan (pasir cetak) yang digunakan.
Sistem
saluran tuang dapat dibedakan menjadi :
1.
Sistem
saluran datar
2.
Sistem
saluran tegak
Sistem
penambah (Riser) dapat dibedakan :
1.
Sistem
penambah atas (top riser)
- Sistem
penambah atas terbuka (open riser)
- Sistem
penambah atas tertutup (blind riser)
2.
Sistem
penambah samping (side riser)
- Sistem
penambah samping dingin terbuka
- Sistem
penambah samping dingiin tertutup
- Sistem
penambah samping panas terbuka
- Sistem
penambah samping panas tertutup
Cara
yang dipergunakan untuk menentukan sistem saluran dari coran besi cor :
1.
Tentukan
waktu tuang (t) sesuai dengan jumlah berat dari logam cair yang dituang (W),
dengan menggunakan diagram empiris seperti gambar 4.2.
2.
Tentukan
volume penuangan (Q) per satuan waktu dari jumlah berat yang dituang (W), waktu
tuang (t) dan berat jenis logam (γ).

Gambar 4.2 Diagram Laju Penuangan
3.
Volume
tuang (Q) per satuan waktu adalah
perkalian dari luas irisan dari saluran masuk (a) dan kecepatan rata-rata logam
(v), sehingga (a) ditentukan dari (v). Dan (v) dihitung dari tinggi saluran
turun dengan :

dengan :
C : koefisien aliran yaitu 0,5 – 0,6 untuk
saluran yang rumit
0,9 – 1,0
untuk saluran sederhana
g : percepatan grafitasi bumi 980 cm/detik2
4.
Kalau
saluran masuk lebih dari dua, luas irisan (a) dibagi oleh banyaknya saluran
masuk. Ukuran saluran masuk ditentukan sesuai dengan luas irisannya.
5.
Ukuran
saluran turun dan pengalir dientukan dari jumlah luas irisan saluran masuk.
Untuk besi cor biasanya ditentukan dari : luas irisan saluran turun > luas
irisan pengalir > luas irisan saluran masuk. Perbandingan dari ketiga ini diambil 1 : 0,9 : 0,8 atau 1
: 0,75 : 0,5. Tetapi saluran bawah mempunyai luas saluran masuk yang lebih
besar, dan dalam hal ini kadang-kadang perbandingan ini diambil 1 : 1,1 : 1,2.
Sedang untuk baja cor luas saluran turun = 1,4 – 1,5 x luas nozel
Perbandingan luas saluran turun :
luas pengalir :luas saluran masuk =
1 : (1,5 – 2) : (2 – 4).
6.
Perencanaan
penambah (riser)
D2 = 3 t (atau t’)
H1 = 1,5 D2 ~ 2 D2
W1 = 0,5 D2
W2 = 0,8 D2
A = 0,5 D2 (bentuk batang)
A = 0,8 t (pelat)
H2 = 1,5 A
R1 = D2
Gambar 4.3 Ukuran Saluran Penambah
7.
Banyaknya
saluran masuk, dihitung dengan menggunakan rumus :
dengan :
n : banyak saluran masuk
l : panjang coran
8.
Jumlah
luas saluran (a1)
a1 = n .
W2 . A
Perbandingan luas saluran turun
terhadap luas pengalir dan terhadap luas saluran masuk adalah 1 : 2 : 2
9.
Untuk
saluran bawah
D2 = 2,5 D1
H2 ≥ 75 mm
D3 = 3 D1
H3 = 2 D3 = 6 D1
D4 < ½
T dan
D4 ≥ 8
H4 = 4D4
Gambar 4.4 Ukuran Saluran Bawah
10.
Lebar
(D5) dan tinggi (H5) dari saluran pengalir :
11.
Banyaknya
saluran masuk :
(materi ini diambil dari mata kuliah Teknik Pengecoran di Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Jember)
Selamat Malam, Saya Akhmad, mahasiswa teknik mesin. Mau tanya, Referensi buku dari Artikel ini apa? Trimakasih
BalasHapusterimakasih pak semoga kita bisa bekerja sama dengan perusahaan saya yang bergerak dalam bidang kerajinan ukm stainles
BalasHapus